Adalah Jawaban Soal Ujian Tentang Urutan peristiwa pada cerita semut dan beruang
“Semut dan Beruang” adalah salah satu contoh fabel dalam Bahasa Indonesia, yaitu sebuah cerita yang mengisahkan sifat, sikap, atau watak manusia melalui penggambaran para tokoh hewan atau binatang dalam cerita.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menyajikan urutan peristiwa pada cerita tersebut. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
URUTAN PERISTIWA
1. Beri si Beruang mengancam semut yang ditemuinya sedang membawa guci untuk mengambil air.
2. Karena tidak dihiraukan, Beri sangat marah dan mencoba mencari semut. Karena tidak ditemukan, ia kembali ke sarangnya.
3. Ketika berbaris menuju mata air, para semut melihat guci Semut Hitam tergeletak di jalan.
4. Kelinci melarang para semut ke mata air, tapi diabaikan dan mereka bergerak ke sarang Beruang.
5. Di tengah jalan, seekor tupai mengingatkan mereka karena beruang sedang marah tapi diabaikan.
6. Para semut tiba di sarang beruang dan menggali lubang di depan pohon oak dibantu seekor tikus tanah.
7. Akibat perangkap tersebut, ketika Beri kembali ke sarangnya di malam hari, ia langsung jatuh ke lubang tersebut.
8. Para semut hidup damai di sarang mereka dan Semut Hitam kembali karena ternyata ia hanya terpeleset.
Sebagai rujukan, berikut kakak sertakan kutipan teks yang dimaksud oleh soal.
Semut dan Beruang
Pada suatu hari, Beri si Beruang melihat ke dalam mata air. Beri mengeluh, “Sepertinya air di mata air ini semakin sedikit saja. Pasti bangsa semut terlalu banyak mengambil air!” Beri lalu menundukkan kepala, melihat ke tanah dengan teliti. Ah, ia melihat seekor semut hitam berjalan membawa guci mungil di pundak.
“Berhenti, semut!” teriaknya. “Aku tak akan membiarkanmu mengambil air di sumber airku lagi. Kamu sudah terlalu banyak mengambil air. Berhenti atau kucakar kau!” ancam Beri Beruang.
Semut hitam kecil itu tidak memperhatikan teriakan Beri. Ia merangkak ke bawah beberapa helai daun kering. Ia terus berjalan menuju sumber mata air. Beri mencakar dan mengendus daun-daun sambil berteriak, “Tak ada gunanya sembunyi! Aku bisa menemukanmu!”
Semut hitam berteriak dari arah belakang Beri, “Kenapa kamu pelit sekali? Bayi-bayi semut di lembah semut sangat kehausan. Air di mata air ini kan masih banyak sekali. Bahkan masih cukup untuk seribu rusa.”
“Dengar kataku!” geram Beri sambil membalik tubuhnya. “Aku tak akan memberikanmu air lagi. Semua semut dilarang mengambil air di sini lagi!” Semut Hitam terdiam sebentar. Lalu katanya, “Apa boleh buat, kalau kau sudah memutuskan begitu! Tapi aku tetap akan mengambil air untuk bayi-bayi semut di lembah!”
Semut dan Beruang
Beri beruang sangat marah. Namun, Semut Hitam sudah menghilang lagi ke bawah daun-daun kering. Beri mencarinya, tetapi ia tidak melihat apa-apa di rumput. Akhirnya ia kembali dengan jengkel ke sarangnya di dekat pohon oak.
Semut-semut yang haus menunggu di lembah semut. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya mereka berbaris menuju mata air. Salah satu semut melihat guci air milik Semut Hitam yang tergeletak di jalan.
“Pasti Semut Hitam mendapat masalah. Lihatlah! Ini gucinya, tapi dia tidak tampak!” Mereka memungut guci itu dan terus berjalan.
Saat itu seekor kelinci mengintip dari balik semak. Kelinci itu mengangkat telinganya dan berbisik, “Jangan pergi ke mata air itu. Pulanglah, kalian dalam bahaya. Beri sedang marah. Ia bilang, air di mata airnya berkurang. Ia akan mencakar semut-semut yang berani mengambil air dari mata airnya!” Akan tetapi semut-semut itu tidak takut. “Mana beruang itu sekarang?” tanya mereka.
“Ia sedang di rumahnya beristirahat,” jawab Kelinci. Semut-semut itu berbaris seperti tali sepatu di rumput. Mereka melihat seekor tupai duduk di pohon dan bertanya, “Apa kami sedang berjalan tepat ke arah sarang beruang?”
“Ya, ya, ini memang jalan ke arah sarangnya,” jawab Tupai. “Tapi sebaiknya kalian balik ke rumah. Beri beruang dari tadi berteriak terus. Katanya, kalau kalian mengambil air dari mata airnya, ia akan mencakar kalian.”
Akan tetapi semut-semut itu tak mau kembali. Mereka terus berbaris seperti tali sepatu di tanah. Hari hampir malam ketika mereka tiba di depan pohon oak tua. Mereka melihat sekeliling, dan menemukan sebuah retakan di tanah. Mereka masuk ke dalamnya, dan mulai menggali sebuah lubang.
“Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian menggali?” tanya Tikus Tanah yang merasa terganggu dari tidurnya. “Kami ingin menangkap Beri beruang. Kami sedang membuat jebakan untuknya,” kata para semut.
“Bahaya sekali!” seru Tikus Tanah.
…
Pelajari lebih lanjut
Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang fabel:
Detil jawaban
Kelas: VIII
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Bab: Bab 1 – Sastra
Kode kategori: urutan peristiwa, cerita, fabel, semut dan beruang
Demikianlah Kunci Jawaban Soal Sekolah Tentang Urutan peristiwa pada cerita semut dan beruang Semoga Membantu.