Aspek informasi sultan ageng tirtayasa uraian

Berikut ini Jawaban Soal Sekolah Tentang Aspek informasi sultan ageng tirtayasa uraian

Jawaban:

Sultan Ageng Tirtayasa :

Sultan Ageng Tirtayasa atau nama lainnya adalah Abu al-Fath Abdulfattah merupakan salah satu tokoh yang berasal dari banten. Beliau lahir pada tahun 1631 dan wafat pada tahun 1692 (usia 60-61 tahun). Beliau adalah anak dari Abu al-Ma’ali Ahmad. Masa Kekuasaan beliau di kesultanan Banten adalah pada periode 1651-1683. Beliau banyak melakukan perlawanan terhadap belanda. Dan pada saat masa kekuasaan beliau, beliau ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar.  

Pada tahun 1983, beliau ditangkap oleh VOC dan dipenjarakan di Batavia. Ia meninggal dan dimakamkan dikomplek pemakaman raja-raja Banten. Atas jasa beliau kepada negara ini, maka beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 045/TK/Tahun 1970, tanggal 1 Agustus 1970. Dan kini namanya pun menjadi nama salah satu perguruan tinggi di Banten, yakni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Sultan Hasanuddin :

Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa ke-16 (Gowa, Sulawesi Selatan). Beliau lahir pada tanggal 12 Januari 1631 di Gowa, Sulawesi Selatan. Beliau adalah salah satu pahlawan nasional dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape yang diberikan oleh Qadi Islam Kesultanan Gowa yaitu Syeikh Sayyid Jalaludin bin Ahmad Bafaqih Al-Aidid, seorang mursyid tarekat Baharunnur Baalwy Sulawesi selatan dan juga guru tarekat dari Syeikh Yusuf dan Sultan Hasanuddin.

Beliau merupakan putra dari Raja Gowa ke-15 yang bernama I Manuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikulsaid. Beliau memerintah kerajaan Gowa pada saat Belanda ingin mengambil rempah-rempah dan menguasai perdagangan di Sulawesi Selatan. Banyak pertempuran yang terjadi dimasa kepemimpinan beliau saat melawan Belanda sampai pada tanggal 18 November 1667 Kerajaan Gowa terdesak dan melakukan Perdamaian Bungaya di Bungaya. Beliau wafat pada tanggal 12 Juni 1670 di Gowa, Sulawesi Selatan (umur 39 Tahun).

Baca Juga  Tuliskan tiga cara untuk menjaga persatuan dan kesatuan

Tuanku Imam Bonjol :

Tuanku Imam Bonjol atau yang memiliki nama asli Muhammad Shahab adalah salah satu pahlawan nasional yang diakui oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau lahir di Bonjol pada tanggal 1 Januari 1772. Putra dari Bayanuddin Shahab(Ayah) dan Hamatun(Ibu).

Tuanku Imam Bonjol juga seorang ulama, pemimpin, dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam peperangan yang sangat masyhur yaitu Perang Padri yang terjadi pada tahun 1803-1838. Beliau wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotta, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864.

Pangeran Diponegoro :

Pangeran Diponegoro atau yang memiliki nama asli Bendara Pangeran Harya Dipanegara adalah salah satu pahlawan nasional Republik Indonesia. Beliau lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat pada 11 November 1785. Beliau merupakan putra dari Sultan Hamengkubuwana III.  

Perang Diponegoro atau Perang Jawa adalah perang dengan jumlah korban terbesar dalam sejarah Indonesia. Perang Diponegoro merupakan perang terbuka dengan pengerahan pasukan dari infanteri, kavaleri, dan artileri, dan perlawanan terjadi sangat sengit. Front pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa.

Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada tanggal 28 Maret 1830 yang mengakhiri Perang Diponegoro (1825-1830). Beliau wafat di Makassar pada tanggal 8 Januari 1855 (umur 69 tahun).

Kapitan Pattimura :

Kapitan Pattimura atau yang memiliki nama asli Thomas Matulessy adalah pahlawan nasional yang berasal dari Maluku. Lahir di Haria, pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783. Ayahnya bernama Antoni Matulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy.

Sebelum melakukan perlawanan terhadap Belanda, beliau adalah mantan sersan Militer Inggris. Pada tahun 1816 penjajah Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada penjajah Belanda yang kemudia menerapkan sistem monopoli. Pertempuran yang dipimpin oleh Pattimura dibantu oleh para panglimanya yaitu Melchior Kesaulya, Anthoni Rebook, Philip Latumahina dan Ulupaha. Untuk jasa dan pengorbanan Kapitan Pattimura ia diangkat atau dikukuhkan sebagai pahlawan perjuangan kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia. Kini nama beliau diabadikan sebagai nama salah satu perguruan tinggi dan bandara, Universitas Pattimura dan Bandar Udara Pattimura di Ambon.

Baca Juga  Apa saja penyebab timbulnya permasalahan di daerah perbatasan

I Gusti Ketut Jelantik :

I Gusti Ketut Jelantik merupakan pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Karangasem, Bali. Lahir pada tahun 1800 di Tukadmungga, Buleleng, Buleleng. Dan beliau memimpin salah satu perang melawan pemerintah Belanda yaitu Perang Jagaraga atau Pertempuran Jagaraga. Dan beliau wafat pada tahun 1849 di Jagaraga, Buleleng.

Penjelasan:

Semoga membantu dan maaf kalau ada yang salah

Demikianlah Kunci Jawaban Soal Sekolah Tentang Aspek informasi sultan ageng tirtayasa uraian Semoga Membantu.